Senin, 14 Juni 2010

TUBA FALLOPI

A. Anatomi
Panjangnya rata-rata 8 – 14 cm.
Diameternya 3 – 8 mm dan di ujung bagian dekat uterus menyempit. Makin jauh dari rahim makin membesar dan membentuk ampula, dan akhirnya membelok ke bawah untuk berakhir menjadi tepi berfimbria. Salah satu umbai (fimbria) menempel ke ovarium. Tuba uterina ditutupi oleh peritoneum; di bawah peritoneum ini terdapat lapisan berotot yang terdiri atas serabut longitudinal dan melingkar. Lapisan dalam ini terdiri atas epitelium yang bersilia.
Lubang ujung tuba uterina menghadap ke peritoneum, maka dengan demikian terbentuk jalan dari vagina, melalui uterus dan tuba masuk rongga peritoneum, sehingga pada orang perempuan peritoneum berupa kantong terbuka, bukan tertutup.
Pada tuba ini dibedakan menjadi 4 bagian :
1. Pars Interstitialis (intramuralis), yaitu berada di dinding uerus, mulai pada ostium internum
2. Pars isthmica, bagian tuba setelah keluar dari dinding uterus (3 – 6 cm) bentuk nya lurus dan sempit, berdiameter 2 – 3mm.
3. Pars Ampularis,bagian tuba ke arah pars isthmica dan infundibulum merupakan bagian tuba yang paling lebar dan berbentuk S,berdiameter 4 – 10 mm
4. Infundibulum , Ujung dari tuba dengan umbai-umbai yang disebut fimbriae, lubangnya disebut ostium abdominale tubae.
B. FAAL (FISIOLOGI)
Fungsi normal Tuba Fallopi yaitu untuk mengantarkan ovum dari ovarium ke uterus / tempat terjadinya konsepsi (pembuahan)
Ketika sebuah ovum berkembang dalam sebuah ovarium, ia diselubungi oleh sebuah lapisan yang di kenal dengan nama follikel ovarium.
Pada saat ovum mengalami kematangan, folikel dan ovarium akan runtuh , membuat ovum dapat berpindah dan memasuki Tuba Fallopi. Dari sana perjalanan di lanjutkan ke dalam rahim, dengan bantuan pergerakan dari cilia pada bagian dalam tuba. Perjalanan ini menghabiskan waktu berjam-jam atau bahkan berhari-hari. Jika ovum dibuahi ketika berada di dalam tuba Fallopi, maka ia akan menempel mlsecara normal di dalam endometrium ketika mencapai rahim, yang merupakan pertandanya kehamilan.



C. PATOLOGIS
KEHAMILAN EKTOPIK
Kehamilan ini bisa terjadi karena terjadinya pembuahan tetapi embrio tidak dapat tertanam di rahim melainkan di saloran fallopi atau di sebut juga hamil di luar kandungan, resiko kehamilan ektopik akan meningkat seiring kejadian infeksi pada saluran fallopi.
Example :
1. KEHAMILAN TUBA
Kejadian kehamilan tuba ialah 1 diantara 150 persalinan, kejadian ini dipengaruhi oleh faktor sosial, kemungkinan karena pada golongan pendapatan rendah sering terjadi Gonorrhoe karena kurangnya kesadaran untuk berobat.
Sebab-sebab kehamilan tuba ialah :
a. hal-hal yang mempersulit perjalanan telur ke dalam cavum uteri
b. Tuba yang panjang seperti pada hypoplasia uteri
c. Hal-hal yang memudahkan nidasi
TINDAKAN / TERAPI
Segera dilakukan operasi salpingektomi dengan pemberian transfusi darah , operasi tidak usah di tangguhkan sampai shock teratasi asal transfuse darah berjalan opeasi dapat dimualai dengan segera
2. KEHAMILAN INTERSTISIIL
Inplantasi telur terjadi dalam pars interstitialis tubae. Karena lapisan myometrium di sini lebih tebal maka ruptur terjadi lebih lambat kira-kira pada bulan ke 3 dan 4.
Kalau terjadi Reptur maka akan terjadi pendarahan hebat karena tempat ini banyak pembuluh darahnya sehigga dapat menyebabkan kematian
TINDAKAN / TERAPI
Hysterektomi yaitu pengeluaran rahim melalui pembedahan atau operasi sesar yang disusul dengan pengangkatan rahim atau saluran telur dan indung telur.
D. LAIN-LAIN
Terdapat beberapa gangguan yang bisa terjadi di dalam tuba Fallopi, yaitu :
1. Tubal Reanatomosis
Diterapkan untuk memperbaiki sebagian saluran fallopi yang rusak akibat penyakit.
2. Salpingostomi
Dilakukan bila ujung saluran fallopi tersumbat oleh sebab bertambahnya cairan, sehingga jalan menuju indung telur akan terbuka.
3. Fimbrioplasti
Apabila ada bagian fallopi yang menuju indung telur tertutup atau terdapat bekas luka, sehingga menghambat penangkapan telur.
4. Selective Tubal Cannulation
Ini pilihan tindakan untuk sumbatan yang terjadi pada saluran fallopi di dekat rahim.

1 komentar: